Labbaik Allohumma Labbaik

Labbaik Allohumma Labbaik
Ziarah ke Baitullah

Minggu, 29 Desember 2019

Kursus Mahir Dasar Pembina Gerakan Pramuka

Subhaanallohu walhamdulillah, Allohu Akbar, ...

Fajar subuh membangunkanku menyambut hari Selasa, 24 Desember 2019 untuk segera beranjak dari peraduan mempersiapkan diri menuju mushola di sebelah rumah menunaikan shalat subuh bersama para jama'ah. Alhamdulillah, bersujud, bertasbih, bertahmid dan bertahlil mengungkapkan syukur pada Allohu Subhaanahu Wa Ta'ala atas segala rahmat dan nikmat yang dianugerahkan.

Segera selepas subuh, perbekalan, perlengkapan, dan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan Kursus Mahir Dasar Pembina Gerakan Pramuka kami naikkan ke gerobak tua, bersama istri terkasih. "Sampun sedoyo, Ayah?!" tutur beliau memastikan tidak ada yang tertinggal. "insya Alloh, sampun." tukasku.

Salaam, peluk dan cium mengantarkan langkahku berangkat menjalankan tugas tholabul ilmi. Lambaian tangan beliau mengawal derit gerak putar roda gerobak tua 'Kijang' memulai jalannya menuju lokasi KMD 2019 di MTs Negeri 6 Nganjuk, bertempat di Ngronggot, wilayah sisir timur kabupaten Nganjuk, yang menjadi kawah "Candradimuka" selama 6 hari nanti ditempa.

Kijang tua seperti tidak sabar untuk segera melaju menuju pelataran masjid jami' Al-Anwar kecamatan Loceret, tempat di mana saya menunggu janji 06.15 wib berangkat bersama teman pembina kakak Puji Santoso, dari pangkalan SMK Wahidin, Sawahan. Menit berlalu hingga 06.48 kak Puji tidak juga kunjung tiba. Sabar, ... itulah bagian yang selalu harus saya jaga. Dan akhirnya kak Puji tiba di 07.05 wib, segera kami berangkat bersama menunggang kijang tua menuju lokasi.

Sesampai di pertigaan menjelang MTsN 6 Nganjuk, kami sempatkan sarapan lebih dahulu nasi pecel di seberang jalan. Alhamdulillah, kami tiba di lokasi dan segera registrasi di panitia pelaksana kegiatan. Menuju asrama putra, berbagi tempat, menata barang masing-masing, berkenalan dengan peserta lain yang sudah datang di lokasi.

Menunggu acara dimulai, kami berbaur di aula kegiatan dilaksanakan KMD,
dan ... berjalan menghampiri saya salah seorang kakak panitia pelaksana untuk meminta kesediaan memimpin do'a pada upacara pembukaan. Subhaanallohu walhamdulillah, terima kasih Alloh, senantiasa telah diberikan kesempatan kepada saya untuk bermanfaat. 'insya Alloh, saya cukupi kakak' jawabku memenuhi permintaan beliau kakak panitia pelaksana.

Acara berjalan, berjalan, dan berjalan, satu demi satu materi kegiatan disampaikan oleh kakak Pembina dan Pelatih dari Kwarcab Nganjuk ataupun Kwaran Ngronggot. Konsentrasi dimulai, ... luruskan niat, bulatkan tekad, satukan semangat. kakak Masrukin kakwaran Ngronggot memompa peserta KMD untuk menjadi Pembina yang hebat.

Tepuk The Best, ...
prok-prok, I am the best,
prok-prok, You are the best,
prok-prok, We are the best,
prok-prok, I am the best, You are the best, We are the best,
Yess !
tepuk yang diajarkan oleh kakak Ariyanto, S.Pd. membumbui semangat para peserta KMD 2019 untuk menjadi Pembina Hebat.

Banyak sekali cerita yang ingin saya tuangkan dalam tulisan ini, mulai dari menyenangkan ataupun yang menegangkan, namun sepertinya saat tiba awalnya ingin segera pulang, tetapi saat akan berakhir acara ingin diperpanjang. hehehe, ...

Terima kasih kepada seluruh kakak Pembina, kakak Pelatih, kakak Pelatih Pendamping, Panitia, dan segenap kakak Pembina Gudep masing-masing peserta KMD, You are the Best. Tanpa kalian semua, saya tidak bisa apa-apa, bukan siapa-siapa. Terima kasih telah berkenan berbagi, saling membantu, menyemangati, dan sebagainya. Bersama-sama kita telah dibina, dilatih dan ditempa untuk menjadi pembina gerakan Pramuka yang berkompeten dan lebih sempurna, sampai ketemu lagi.

Salaam Pramuka.

Galeri kegiatan KMD 2019
-foto-foto adalah koleksi hasil bidikan dari kakak Pelatih, juga teman-teman seperjuangan.-

Upacara Pembukaan Latihan Pembina Pramuka Penegak

Bendera Siap

Dunia Penegak


kerjakan tugas, sekalipun kantuk mendera

silakan yang ingin kopi, teh.

para pembina dan pelatih KMD

presentasi kelompok

ujian online

praktek membina


Menjawab Kuis Persiapan Pengembaraan

Ssst, ... lagi membidik kak

panas, ...

Bivak

mencoba bivak


lelap tidurmu kak

sesi masak sarapan pagi

telurku bisa berdiri kak

telurku juga, hahaha ...

kak Taufik, joss. endogmu wes di tingkepi

kak Pipit, tutor simpul Turki

kakak-kakak Pembina Penegak, mantab

kak Ahmad Ibnu, pinsus KMD 2019

kak Julianto, lagi eksen

kakak Pembina yang cantik-cantik

Penghargaan Garuda 1

Penghargaan Garuda 2

Rangking 3



Pasangan serasi Garuda 1 dan Garuda 2


kakak Sugeng Pamuji, kamabiran ...

Selamat dan Sukses

Para Pembina Pramuka Penegak



Sabtu, 09 November 2019

Hari Pahlawan



Setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan, di setiap tahunnya.
Hari nasional ini ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.
Dan sebagai cikal bakal hari Pahlawan adalah pertempuran pada 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur.
Pada pertempuran tersebut, rakyat Indonesia yang ada di Surabaya berusaha untuk mengusir penjajah dengan dipimpin oleh Bung Tomo.
Dengan memperingati hari pahlawan, diharapkan generasi muda saat ini dapat lebih menghargai jasa dan pengorbanan para pahlawan.
The Founding Fathers Bung Karno pernah mengungkapkan, bahwa Bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.

Untuk mengingat kembali jasa para pahlawan dan menjadikan motivasi, berikut ini beberapa pesan para pahlawan yang dapat kita renungkan, seperti dilansir surat Edaran Mendikbud tentang Peringatan Hari Pahlawan 2019.

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Dan berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 November 1961)
“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka” (Pidato HUT Proklamasi 1963)
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”
“Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah”

Moh. Hatta :
“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela cita-cita”
“Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.”

“Jangan memperbanyak lawan, tetapi perbanyaklah kawan”.
(Pidato Bung Tomo melalui Radio Pemberontakan).
“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga.”
(Pidato Bung Tomo di radio pada saat pertempuran menghadapi Inggris di Surabaya bulan November 1945).

Jenderal Sudirman :
“Tempat saya yang terbaik adalah ditengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus”.
(Disampaikan pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan Jenderal Sudirman dalam keadaan sakit, ketika menjawab pernyataan Presiden yang menasihatinya supaya tetap tinggal di kota untuk dirawat sakitnya).

Pattimura :
“Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-pattimura muda akan bangkit”
(Disampaikan pada saat akan digantung di Kota Ambon tanggal 16 Desember 1817).

Prof. DR. R. Soeharso :
“Right or Wrong my country, lebih-lebih kalau kita tahu, negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru saat itu pula kita wajib memperbaikinya“.
(Pernyataannya sebagai seorang nasionalis dan patriot).

Prof. Moh. Yamin, SH :
“Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri“.
(Disampaikan pada konggres II di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 yang dihadiri oleh berbagai perkumpulan pemuda dan pelajar, dimana ia menjabat sebagai sekretaris).

Supriyadi :
“Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi“.
(Disampaikan pada saat Supriyadi memimpin pertemuan rahasia yang dihadiri beberapa anggota Peta untuk melakukan pemberontakan melawan Pemerintah Jepang).

Teuku Nyak Arif :
“Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama“
(Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR seluruh Sumatera).

Abdul Muis :
“Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang“.
(Menceritakan pengalamannya di luar negeri kepada para pemuda di Sulawesi, ketika Abdul Muis melakukan kunjungan ke Sulawesi sebagai anggota Volksraad dan sebagai wakil SI).

Pangeran Sambernyowo / KGPAA Mangkunegoro I :
Rumongso melu handarbeni ( merasa ikut memiliki ),
Wajib melu hangrungkebi ( wajib ikut mempertahankan )
Mulat sario hangroso wani ( mawas diri dan berani bertanggung jawab ).
(Merupakan prinsip Tri Dharma yang dikembangkan oleh Mangkunegoro I).

Silas Papare :
“Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah perjuanganku”
( Disampaikan pada saat memperjuangkan Irian Barat / Papua agar terlepas dari belenggu kolonialisme Belanda dan kembali bergabung dengan NKRI).

Nyi Ageng Serang :
“Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya“.
(Disampaikan pada saat Nyi Ageng Serang mendengarkan keluhan keprihatinan para pengikut/rakyat, akibat perlakuan kaum penjajah ).

Gubenur Suryo 
“Berulang-ulang telah kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali” (Pidato Gubernur Suryo di radio menjelang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya)

Pangeran Diponegero
Pahlawan-pahlawan di dalam tentara kami, satu dengan yang lainnya berselisih, dan kemudian yang gagah berani menyerah


Dan sebagai salah satu putra dari seorang Pejuang Kemerdekaan, saya mengajak kepada segenap warga negara yang menghormati perjuangannya, mari kita jaga NKRI, dengan mengamalkan Pancasila dan mengimplementasikan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 di dalam kehidupan kita yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Surat Keputusan Penganugerahan Gelar Kehormatan
Veteran Pejuang Kemerdekaan RI 

Beliau Abah tercinta, Pahlawan dan Guru sejatiku

Beliau Abah dan Ibu tercinta, Pahlawan dan Guru sejatiku




Minggu, 27 Oktober 2019

HARI SUMPAH PEMUDA




Bismillahirrahmanirrahim.
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Tiga kalimat monumental, berejaan Van Ophuysen tersebut, merupakan keputusan Kongres Pemuda Indonesia Kedua yang diselenggarakan di Batavia (Jakarta), tanggal 27-28 Oktober 1928. Ikrar dimaksud, hasil kongres yang dipimpin Soegondo Djojopoespito, beliau berusia 23 tahun, tiga kalimat diatas meneguhkan spirit untuk meraih kemerdekaan suatu bangsa. Walaupun kita tahu dalam goresan sejarah, kebebasan dari kolonialisme itu baru diraih 17 tahun kemudian.
Semangat membara barisan muda, telah meletakkan fondasi komunitas beribu pulau dalam balutan “Indonesia”. Konsep nation state yang dibayangkan, dikemas dengan ketegasan untuk menjunjung hanya satu lingua franca, bahasa Indonesia. Adapun kata “Indonesia” sendiri, telah berpuluh tahun melekat dengan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.
Visi pemuda 91 tahun yang lalu, masih terasa ketangguhan makna yang sarat dengan kebersamaan dalam mengusung semangat anti kolonialisme. Sejatinya, ikrar Sumpah Pemuda merupakan kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hikmah Pelaksanaan Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-91 Tahun 2019 seyogyanya dapat merangkum suasana batin nasionalisme tersebut di atas. Walaupun tidak bisa ditafsirkan secara utuh, namun melalui serangkaian kegiatan yang digelar dapat menggambarkan suasana saat itu.
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, melindungi kita semua agar semangat Sumpah Pemuda senantiasa menginspirasi setiap pemuda dan segenap pemangku kepentingan dalam melayani pemuda.
 

Senin, 14 Oktober 2019

MELANGKAH MENUJU PUNCAK SEKARTAJI



Subhaanallohu walhamdulillah, masya Alloh,
Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar, ...

Takjub ! sungguh pemandangan yang sangat indah di bawah terangnya bulan purnama setelah kami menjejakkan kaki mencapai salah satu puncak lereng Gunung Wilis, Sekartaji di ketinggiannya kami mendirikan tenda di sana.

Rute perjalanan pertama dari Basecamp menuju Pos Panjer dimulai pukul 16.50 wib, dengan perjalanan yang dibagi beberapa kelompok melewati jalan diantara rumah-rumah dan perkebunan penduduk. Perjalanan belum terasa menanjak hingga mencapai area perkebunan ketela pohon. Baru setelah 2 km mulai terasa menanjak ringan hingga memasuki area hutan pinus. Warna jingga mulai menyelimuti langit di sebelah barat menjelang senja. Sambil terus berjalan, sesekali dipandu dengan komunikasi melalui Handy Talky menyusuri area hutan yang mulai gelap dan lampu senter menjadi penerang jalan yang terus menanjak hingga menemukan tempat untuk melaksanakan sholat maghrib.

Setelah melaksanakan sholat maghrib dan seluruh anggota sudah berkumpul, perjalanan dilanjutkan kembali dengan sesekali diterangi sinar bulan yang menyelinap disela rimbunnya pepohonan. Sampai di Pos Panjer rombongan beristirahat sesaat melepas lelah dan mengumpulkan lagi stamina. beranjak meninggalkan Pos Panjer, perjalanan kali ini melewati rimbunan ilalang dan semak belukar yang tinggi serasa berjalan di terowongan.

Hati-hati !, sesekali instruksi pemandu di depan melalui HT terdengar untuk mengingatkan bahwa jalur pendakian berada di bagian lereng dan disebelahnya ada jurang. Ekstremnya perjalanan ini.

Pos kedua kami lalui, dan terus bergerak melanjutkan perjalanan yang kali ini diterangi oleh sinar bulan purnama. Semangat, semangat, semangat suara dari HT pemandu memompa gairah untuk mencapai tujuan. Pepohonan hutan mulai kami tinggalkan, berganti dengan ilalang dan bebatuan besar berwarna hitam.

Padang sabana, Subhaanalloh, luar biasa alam ini menyuguhkan keindahannya. Semilir angin malam dan terangnya sinar bulan purnama membuat seluruh rasa lelah yang mendera, sirna.

Allohu Akbar, …

di puncak Sekartaji kami rasakan betapa kecil kita di hamparan alam raya ciptaan-NYA. Bersyukurlah kita dengan segala apa yang sudah disediakan-NYA. Mari kita jaga dan pelihara.


Coretan ini, kami motivasikan untuk anak-anakku Dipokarti dan segenap siswa SMK Negeri 2 Nganjuk, serta pemuda-pemudi Indonesia.
-----
Galeri foto adalah kumpulan dokumentasi hasil bidikan oleh; Kak Endang Werdiningsih, Kak Erwanto Wibowo, Kak Isa Ansori, Kak Binti Muklisoh, dan Kak Hanisa Valentina Prabasanti, ...