Labbaik Allohumma Labbaik

Labbaik Allohumma Labbaik
Ziarah ke Baitullah

Minggu, 27 Oktober 2019

HARI SUMPAH PEMUDA




Bismillahirrahmanirrahim.
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Tiga kalimat monumental, berejaan Van Ophuysen tersebut, merupakan keputusan Kongres Pemuda Indonesia Kedua yang diselenggarakan di Batavia (Jakarta), tanggal 27-28 Oktober 1928. Ikrar dimaksud, hasil kongres yang dipimpin Soegondo Djojopoespito, beliau berusia 23 tahun, tiga kalimat diatas meneguhkan spirit untuk meraih kemerdekaan suatu bangsa. Walaupun kita tahu dalam goresan sejarah, kebebasan dari kolonialisme itu baru diraih 17 tahun kemudian.
Semangat membara barisan muda, telah meletakkan fondasi komunitas beribu pulau dalam balutan “Indonesia”. Konsep nation state yang dibayangkan, dikemas dengan ketegasan untuk menjunjung hanya satu lingua franca, bahasa Indonesia. Adapun kata “Indonesia” sendiri, telah berpuluh tahun melekat dengan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.
Visi pemuda 91 tahun yang lalu, masih terasa ketangguhan makna yang sarat dengan kebersamaan dalam mengusung semangat anti kolonialisme. Sejatinya, ikrar Sumpah Pemuda merupakan kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hikmah Pelaksanaan Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-91 Tahun 2019 seyogyanya dapat merangkum suasana batin nasionalisme tersebut di atas. Walaupun tidak bisa ditafsirkan secara utuh, namun melalui serangkaian kegiatan yang digelar dapat menggambarkan suasana saat itu.
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, melindungi kita semua agar semangat Sumpah Pemuda senantiasa menginspirasi setiap pemuda dan segenap pemangku kepentingan dalam melayani pemuda.
 

Senin, 14 Oktober 2019

MELANGKAH MENUJU PUNCAK SEKARTAJI



Subhaanallohu walhamdulillah, masya Alloh,
Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar, ...

Takjub ! sungguh pemandangan yang sangat indah di bawah terangnya bulan purnama setelah kami menjejakkan kaki mencapai salah satu puncak lereng Gunung Wilis, Sekartaji di ketinggiannya kami mendirikan tenda di sana.

Rute perjalanan pertama dari Basecamp menuju Pos Panjer dimulai pukul 16.50 wib, dengan perjalanan yang dibagi beberapa kelompok melewati jalan diantara rumah-rumah dan perkebunan penduduk. Perjalanan belum terasa menanjak hingga mencapai area perkebunan ketela pohon. Baru setelah 2 km mulai terasa menanjak ringan hingga memasuki area hutan pinus. Warna jingga mulai menyelimuti langit di sebelah barat menjelang senja. Sambil terus berjalan, sesekali dipandu dengan komunikasi melalui Handy Talky menyusuri area hutan yang mulai gelap dan lampu senter menjadi penerang jalan yang terus menanjak hingga menemukan tempat untuk melaksanakan sholat maghrib.

Setelah melaksanakan sholat maghrib dan seluruh anggota sudah berkumpul, perjalanan dilanjutkan kembali dengan sesekali diterangi sinar bulan yang menyelinap disela rimbunnya pepohonan. Sampai di Pos Panjer rombongan beristirahat sesaat melepas lelah dan mengumpulkan lagi stamina. beranjak meninggalkan Pos Panjer, perjalanan kali ini melewati rimbunan ilalang dan semak belukar yang tinggi serasa berjalan di terowongan.

Hati-hati !, sesekali instruksi pemandu di depan melalui HT terdengar untuk mengingatkan bahwa jalur pendakian berada di bagian lereng dan disebelahnya ada jurang. Ekstremnya perjalanan ini.

Pos kedua kami lalui, dan terus bergerak melanjutkan perjalanan yang kali ini diterangi oleh sinar bulan purnama. Semangat, semangat, semangat suara dari HT pemandu memompa gairah untuk mencapai tujuan. Pepohonan hutan mulai kami tinggalkan, berganti dengan ilalang dan bebatuan besar berwarna hitam.

Padang sabana, Subhaanalloh, luar biasa alam ini menyuguhkan keindahannya. Semilir angin malam dan terangnya sinar bulan purnama membuat seluruh rasa lelah yang mendera, sirna.

Allohu Akbar, …

di puncak Sekartaji kami rasakan betapa kecil kita di hamparan alam raya ciptaan-NYA. Bersyukurlah kita dengan segala apa yang sudah disediakan-NYA. Mari kita jaga dan pelihara.


Coretan ini, kami motivasikan untuk anak-anakku Dipokarti dan segenap siswa SMK Negeri 2 Nganjuk, serta pemuda-pemudi Indonesia.
-----
Galeri foto adalah kumpulan dokumentasi hasil bidikan oleh; Kak Endang Werdiningsih, Kak Erwanto Wibowo, Kak Isa Ansori, Kak Binti Muklisoh, dan Kak Hanisa Valentina Prabasanti, ...