SofyanAsnawi
Selasa, 29 Oktober 2024
Senin, 14 Oktober 2024
Beberapa hari yang lalu umat Islam merayakan datangnya tahun baru Islam 1 Muharram 1441 H dengan berbagai macam kegiatan yang diadakan di masing-masing daerah. Bulan Muharran yang merupakan permulaan tahun hijriyah adalah merupakan bulan yang mulia. Bulan Muharram adalah satu di antara bulan-bulan yang mulia (al-asyhur al-hurum), yang diharamkan berperang di bulan ini. Ia dipandang bulan yang utama setelah bulan Ramadhan. Oleh karenanya, kita disunnahkan berpuasa terutama pada hari ‘Asyura, yakni menurut pendapat mayoritas ulama tanggal 10 Muharram. Di antara fadhilah bulan Muharram, adalah ia dipilih oleh Allah SWT sebagai momen pengampunan umat Islam dari dosa dan kesalahan. Keistimewaan bulan Muharram ini lebih lanjut karena dipilih sebagai awal tahun dalam kalender Islam yang secara otomatis di dalamnya terkandung sejarah penanggalan atau penetapan kalender Islam yang diawali dengan 1 Muharram.
Salah satu peristiwa besar di bulan Muharram ini adalah ketika Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melakukan hijrah dari Makkatul Mukarromah menuju Madinatul Munawwaroh dalam upaya menegakkan syariat Islam dan sebagai upaya untuk menuju peradaban Islam.
Peristiwa hijrah Nabi SAW yang terjadi 14 abad yang lalu apabila Kita analisis mengandung banyak nilai, hikmah dan makna yang dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:
Pertama; hijrah Nabi SAW dari Makkah ke Madinah dilakukan dengan niat dan keyakinan yang teguh dan semangat membaja dalam diri Nabi SAW untuk menegakkan dan menyebarkan ajaran Islam, sehingga dalam kurun waktu yang relatif singkat 23 tahun 2 bulan dan 22 hari ajaran Islam telah tersebar di seluruh jazirah Arab; ajaran yang membangun peradaban tinggi, umat yang bermoral, berakhlakul karimah, kehidupan yang damai, adil makmur serta membangun pola keimanan dari politheisme menuju monotheisme yang hanya meyakini 1 Tuhan yaitu Allah Robbul Izzati.
Hijrah Nabi tersebut dilakukan dengan penuh perjuangan dan pengorbanan baik dengan jiwa, raga dan harta dengan semata-mata jihad di jalan Allah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 20 yang artinya: Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Kedua; syiar Islam yang dilakukan oleh Nabi SAW selama 23 tahun 2 bulan dan 22 hari tersebut dilakukan dengan cara damai tanpa menimbulkan konflik, pertentangan, paksaan dan cara kekerasan. Hal ini dikarenakan cara dakwah Nabi SAW dengan menggunakan metode kearifan dan mauidhoh khasanah (contoh yang baik) sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Dari ayat tersebut, sangat jelas bahwa cara dakwah Nabi SAW dengan kearifan yang mulya yaitu menanamkan kebaikan di dalam jiwa, keutamaan di dalam hati, memberikan contoh dan ketauladanan. Inilah yang membedakan cara kepemimpinan Nabi SAW dengan pemimpin-pemimpin agama yang lain. Sebuah prestasi kepemimpinan yang luar biasa yang tidak dapat disaingi dan ditandingi oleh pemimpin-pemimpin agama yang lain. Karena dalam dakwahnya Nabi SAW telah memberikan contoh dengan budi pekerti dan akhlak yang mulia, sebagaimana digambarkan akhlak Nabi SAW oleh Allah dalam Al-Qur`an surat Al-Qalam ayat 4 yang artinya: dan sesungguhnya Kamu Muhammad adalah budi pekerti yang baik.
Ketiga; Sesungguhnya dalam peristiwa hijrah Nabi SAW mengandung pesan dan nilai kesabaran, keteguhan, kegigihan, perjuangan dan pengorbanan. Nilai kesabaran itu terlihat ketika Nabi SAW berdakwah selalu mendapatkan hambatan dan tantangan terutama dari orang-orang Kafir Quraisy. Tantangan itu begitu berat dan membahayakan sehingga akhirnya beliau mendapatkan wahyu dari Allah SWT agar melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah. Sikap orang-orang kafir tersebut tergambarkan dalam Al-Qur`an dalam surat Al-Baqarah ayat 120 yang artinya: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa orang-orang kafir selalu berusaha agar Islam tidak berkembang dan hancur.
Keempat; mengingat pentingnya peristiwa hijrah dalam sejarah perjuangan dakwah Islam, maka sangat tepat sekali mengambil dan menetapkan peristiwa tersebut dalam kalender kaum muslimin, sebab hal tersebut mempunyai motivasi agar semangat jihad kaum muslimin tergugah untuk dapat memperkuat persatuan, persaudaraan, saling membantu dan tolong menolong dalam kebaikan. Maka sebagai kaum muslimin wajib meneruskan perjuangan Nabi SAW, berkewajiban untuk membangun, memperbaiki umat Islam sesuai dengan bidang dan profesi masing-masing. Sebagaimana hadis Nabi SAW yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Serta hadis Nabi SAW lain yang artinya: Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya serta baik amalnya (HR. Ahmad).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan berkaitan dengan memuliakan bulan Muharram dan memperingati tahun baru Hijrah 1441. Bahwa dalam memuliakan dan memperingati tahun baru Hijriah harus memperhatikan hikmah atau pelajaran yang berharga dari peristiwa hijrahnya Nabi SAW dan para sahabatnya, yang dapat disebutkan dalam sembilan poin penting yaitu: 1) hijrah dilakukan dengan niat dan keyakinan yang teguh dan semangat tinggi untuk dapat melakukan perubahan, 2) hijrah dilakukan dengan cara yang arif dan bijaksana, 3) hijrah adalah tidak sekedar perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, akan tetapi hijrah yang sebenarnya adalah perpindahan dari keadaan yang kurang baik menuju kebaikan, keadaan yang tidak mendukung dakwah kepada keadaan yang mendukung, 4) hijrah adalah perjuangan untuk suatu tujuan yang mulia, karenanya memerlukan kesabaran dan pengorbanan, 5) hijrah adalah ibadah, karenanya motivasi atau niat adalah untuk kebaikan dan kemaslahatan, 6) hijrah harus untuk persatuan dan kesatuan, bukan perpecahan, 7) hijrah adalah jalan untuk mencapai kemenangan, 8) hijrah itu mendatangkan rezeki dan rahmat Allah, dan 9) hijrah adalah teladan Nabi SAW dan para sahabat yang mulia, yang harus kita ikuti.
* Dr. Khotibul Umam, M. A, Dosen Pascasarjana IAIN Jember, Kepala Pusat Audit dan Pengendali Mutu LPM IAIN Jember)
------------------------------------------------------------
TAHUN Baru Islam 1 Muharram Hijriyah merupakan hari penting dan bersejarah bagi umat Islam. Awaltahun baru Islam menandai peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam, yaitu memperingati peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw dari Kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
Di bulan Muharram juga adaamalan sunnah yang sangat dianjurkan, yakniPuasa Asy-Syura .
Merayakan atau memperingati tahun baru Islam 1 Muharram hakikatnya adalah mengenang kembali peristiwa hijrah sekaligus mendalami makna hijrah dan pengamalannya masa kini.
Kalender Hijriyah yang menjadasi sistem penanggalan kaum Muslim ini menjadikan hijrah sebagai awal perhitungan tahun dalam Islam. Kita pun sering mendengar/membaca istilah "Tahun Kedua Hijrah" dan semacamnya.
Dr. Hasan Ibrahim Hasan dalamZu'amaul Islam (1953) melukiskan penetapan hijrah sebagai awal tahun baru Islam sebagai berikut:
"Pada suatu hari Khalifah Umar bin Khathab memanggil dewan permusyawaratan untuk membicarakan perihal sistim penanggalan. Ali bin Ali Thalib mengusulkan agar penanggalan Islam dimulai sejak peristiwa hijrah ke Madinah sebagai momentum saat ditinggalkannya bumi musyrik. Usul Ali kemudian diterima sidang. Khalifah Umar menerima keputusan sidang dan mendekritkan berlakunya Tahun Hijriyah. Peristiwa hijrah merupakan momentum zaman baru pengembangan Islam, melandasi kedaulatan Islam serta penampilan integritas sebagai agama sepanjang zaman".
Hijrah bukan sekadar pindah tempat tinggal atau pindah rumah. Hijrah yang merupakan perintah Allah SWT juga merupakan strategi perjuangan dalam dakwah Islam.
Dalam sidang penetapan sistem penanggalan Islam, ada yang mengusulkan awal tanggal Islam ditetapkan pada hari Rasulullah diangkat sebagai nabi dan rasul. Namun, karena para sahabat memahami Rasulullah Saw menentang "kultus individu", tidak ingin "didewakan".
Maka, para sahabat saat itu memilih usul Ali yang menyarankan awal tanggal Islam dimulai dari peristiwa hijrah.
Sejak penanggalan Islam (Hijriyah) didasarkan pada peredaran bulan (lunar), bukan peredaran matahari (solar) sebagaimana sistem penanggalan Masehi.
Karenanya, awal hari dalam Islam adalah waktu Magrib atau saat matahari tenggelam. Itulah sebabnya, umat Islam biasa menetapkan awal Ramadhan pada sore hari hingga Magrib karena awal hari dalam kalender Islam (Hijriyah) adalah awal malam itu.
Peringatan Tahun Baru Islam: Menggali Makna Hijrah
Memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram Hijriyah bukan berarti meniru perayaan tahun baru Masehi.
Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram Hijriyah harus dilakukan sesuai dengan tujuan dijadikannya hijrah sebagai awal sistem penanggalan Islam, yakni memaknai dan mengamalkan hijrah.
Hijrah adalah bagian dari strategi dakwah yang berbuah berdirinyaDaulah Islam di Madinah hingga terbentuknya Khilafah Islamiyah, termasuk Khulafaur Rasyidin, hingga Khilafah Turki Utsmaniyah (Ottoman Turki) sebagai khilafah terakhir dalam sejarah Islam.
Hijrah masih berlaku hingga kini. Hijrah setelah Futuh Makkah, menurut Nabi Muhammad Saw, adalah "meninggalkan hal dilarang" alias melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.
Hijrah, sebagaimana peristiwa penting lain, juga mengandukung hikmah (pelajaran). Penggalian makna hijrah harus dilakukan dalam peringatan tahun baru Islam.
“Barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 100)
“Muslim adalah seseorang yang menghindari menyakiti Muslim dengan lidah dan tangannya. Dan Muhajir adalah orang yang meninggalkan semua apa yang Allah telah larang.” (HR Bukhari).
"Sesungguhnya dalam kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf: 111).
Alasan Tahun Baru Islam 1 Muharram Hijriyah Harus Diperingati Umat Islam, tapi bukan berarti wajib. Peringatan Tahun Baru Hijriyah juga demi syi'ar dakwah, sekaligus sosialisasi atau kampanye tahun Islam di kalangan umat sendiri.Wallahu a'lam bish-shawabi . (www.risalahislam.com).*
------------------------------------------------------------
Muharram merupakan bulan pertama tahun penanggalan Islam, Hijriyah. Ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar ibnu al-Khattab atas saran dari menantu Rasulullah SAW, yakni Ali bin Abi Thalib Karamal Lahu Wajhah.
Pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar, pernah beliau mengutarakan gagasannya mengenai perlunya menetapkan kalender Isalam yang akan dipakai sebagai penenggalan dalam urusan administrasi masa kekhalifahannya, dan sebagai kebutuhan kaum muslimin. Pada masa itu penanggalan yang dipakai kaum Muslimin berbeda-beda, ada yang memakai tahun gajah, dimana pada tahun itu terjadi penyerangan dari balatentara Abrahah dari negeri Yaman untuk menyerang Kaabah, yang kemudian niatnya digagalkan Allah Yang Maha Esa. Dan di tahun itu pula lahirnya nabi Muhammad SAW. dan ada pula yang pemakaian tanggal didasarkan kepada hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.
Untuk menetapkan kalender Islam ini, Khalifah Umar ini mengadakan musyawarah yang dihadiri oleh pemuka-pemuka agama, dan pembesar-pembesar muslim. Di dalam pertemuan itu ada beberapa momentum penting yang diusulkan sebagai dasar penetapan pada tahun baru islam, momentum itu antara lain:
1. Dihitung dari hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
2. Dihitung dari hari Rasulullah menerima wahyu pertama di gua Hira yang merupakan awal tugas kenabiannya.
3. Dihitung dari wafatnya Rasulallah SAW.
4. Dan dimulai dari tanggal dan bulan Rasulallah SAW. melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah.
Tanggal kelahiran Nabi Muhammad tidak dijadikan dasar sebagai awal penanggalan kalender islam, karena tanggal itu masih menjadi kontroversi mengenai waktu dalam kejadiannya. Adapun hari wafatnya Rasulullah tidak pula dijadikan dasar sebagai tanggal permulaan kalender Islam , karena dikhawatirkan akan mempengaruhi kaum muslimin dalam kesedihan yang berkepanjangan terhadap kenangan-kenangannya semasa beliau. Pada akhirnya forum menyetujui sebagai awal penanggalan islam dihitung sejak Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, Rasul sampai di Madinah pada hari Senin, 12 Rabia al-Awwal yang bertepatan dengan tanggal 24 September 622 M.
Rasulullah SAW sendiri, dengan izin Allah SWT dalam firmanNya, beliau menetapkan bahwa bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan (Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram), dan didalamnya dilarang melakukan peperangan dan tindak kekerasan lainnya.
Muharram yang berarti diharamkan atau yang sangat dihormati, memang merupakan bulan gencatan senjata atau bulan perdamaian. hal ini menunjukkan bahwa umat Islam di manapun harus selalu bersikap damai, tidak berperang kecuali jika diperangi terlebih dahulu. Semestinya, umat Islam menghormati dan memaknai Muharram dengan spirit penuh perdamaian dan kerukunan. sebab, Nabi Muhammad SAW. pada khutbah haji wadaa yang juga di bulan haram- mewanti-wanti ummatnya agar tidak saling bermusuhan, bertindak kekerasan, atau berperang satu sama lain.
Esensi dari spirit Muharram adalah pengendalian diri demi terciptanya kedamaian dan ketentraman hidup, baik fisik, sosial, maupun spiritual. karena itu, di bulan Muharram Nabi Muhammad saw menganjurkan ummatnya untuk berpuasa sunnah Asysyuro ( puasa pada hari kesepuluh di bulan Muharram).
Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw bersabda, puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram. dan shalat yang paling utama adalah shalat malam (HR.Muslim).
Ibnu Abbas berkata, Aku tak melihat Rasulullah saw mengintensifkan puasanya selain Ramadhan, kecuali puasa Asysyuro (HR.Bukhori). dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abi Qatadah, Nabi saw bersabda, Puasa Asysyuro itu dapat menghapus dosa tahun sebelumnya. (HR.Muslim).
Melalui puasa sunnah itulah, ummat Islam dilatih dan dibiasakan untuk dapat menahan diri agar tidak mudah dijajah oleh hawa nafsu, termasuk nafsu dendam dan amarah sehingga perdamaian dan ketentraman hidup dapat diwujudkan di Indonesia. Puasa sunnah Muharram agaknya juga harus menjadi momentum islah bagi semua pihak. agar perdamaian dan ketentraman terwujud, Muharram juga harus dimaknai sebagai bulan anti maksiat, yakni dengan menjauhi larangan-larangan Allah swt, sepertai fitnah, pornoaksi, pornografi, judi, korupsi, teror, narkoba dan lain-lain. Dengan peringatan tahun baru hijriyah kali ini kita berharap pada Allah semoga kita semua bisa lebih baik dari tahun kemarin.
Selamat Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram
Latihan Soal Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran
a. administrasi sarana dan prasarana
b. perencanaan
c. pengadaan
d. permintaan
e. pemeliharaan
a. 43
b. 7
c. 21
d. 42
e. 15
a. 2005
b. 2003
c. 2007
d. 2004
e. 2010
a. Meja
b. Spidol
c. Pulpen
d. Kertas
e. Tinta printer
a. Inventarisasi
b. Pengadaan
c. Penyimpanan
d. Pemeliharaan
e. Penyusunan
a. Sarana
b. Prasarana
c. Penyimpanan
d. Inventarisasi
e. Pengadaan
a. Pemeliharaan berkala
b. Pemeliharaan barang bergerak
c. Pemeliharaan sehari-hari
d. Pemeliharaan barang tidak bergerak
e. Inventarisasi
a. Penyimpanan
b. Pemeliharaan
c. Penyusunan
d. inventarisasi
e. Pengadaan