Labbaik Allohumma Labbaik

Labbaik Allohumma Labbaik
Ziarah ke Baitullah

Jumat, 29 November 2013

Guru : Pengajar dan atau Pendidik



Pengajar dan pendidik sepertinya merupakan dua kata yang memiliki makna sama. Memang kalau sepintas lalu mirip, padahal di antara keduanya terdapat perbedaan yang membawa efek yang luar biasa besar (percoyo opo ora?) Penasaran? mari kita simak penjelasannya ….
Pengajar berasal dari kata ajar yang artinya petunjuk kepada orang supaya diketahui (dituruti) (bisa Anda lihat di Kamus Besar Bahasa Indonesia, ). Dari sini dapat dipahami bahwa ajar; mengajar adalah suatu tindakan untuk membuat orang lain mengerti, atau paham akan sesuatu. Nah, kalau Anda menjadi seorang pengajar, berarti Anda wajib membuat orang lain mengerti akan hal yang Anda jelaskan pada mereka. Kalau belum, berarti Anda belum berhasil sebagai seorang pengajar.
Sedangkan pendidik yang berasal dari kata dasar didik memiliki arti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, teladan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. (masih bisa dibantu melihat lagi di KBBI ). Yang lebih dahsyat lagi adalah arti dari kata pendidikan : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Di sini dapat kita tarik benang merah bahwa didik; mendidik; pendidikan adalah hal yang terkait dengan ahlak atau budi pekerti, bukan hanya melulu mengenai sebuah materi pelajaran.
Nah, setelah mengetahui arti dan makna dari dua kata di atas, sekarang kita lihat arti kata Guru. Dalam Bahasa Jawa, guru adalah digugu dan ditiru. Digugu artinya menjadi tempat menimba ilmu atau tempat bertanya, sedangkan ditiru artinya ya dikuti seluruh tindak tanduknya. Bukankah ada pepatah mengatakan: guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Hal ini mengandung makna bahwa setelah seorang murid menduplikasi dari gurunya, maka dia akan senantiasa memodifikasi, sehingga dia akan memiliki lebih dari gurunya. Ini kalau untuk hal yang positif sih oke-oke saja. Tapi bagaimana bila yang ditiru itu merupakan hal yang negatif? Bisa Anda bayangkan sendiri, mengerikan!!!

Pengertian guru menurut KBBI adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Menurut pengertian di atas, tugas utama seorang guru adalah mengajar, yaitu membuat orang lain memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya. Pernahkah Anda berpikir, betapa besar jasa guru kita semasa kelas 1 SD yang begitu telaten mengajari kita yang semula buta huruf hingga akhirnya bisa membaca dan menulis?
Sungguh besar tanggung jawab yang dipikul oleh seorang guru. Selain sebagai pengajar, sudah seharusnya dia juga menjadi seorang pendidik, yang artinya menanamkan nilai-nilai budi pekerti dan ahlak yang baik. Jadi, menjadi guru tidak saja bertanggung jawab terhadap permasalahan akademis, namun juga bertanggung jawab terhadap perkembangan psikologis dan kepribadian seorang anak didiknya.
Sungguh indah apabila semua (atau sebagian besar) guru di Indonesia memiliki kedua hal tersebut. Ditambah lagi mampu memberikan motivasi kepada anak didiknya, sehingga lebih percaya diri dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat ini. Karena sesungguhnya potensi yang dimiliki seorang manusia itu sungguh luar biasa besarnya, asal mereka tahu cara menggunakannya atau mengeplorasinya.
Jadi, untuk pengajar dan pendidik serta calon pengajar dan pendidik, sekarang sudah bukan jamannya lagi Anda membaca buku dan mendiktekannya di depan kelas. Jaman sudah berubah. Di samping perkembangan teknologi yang sudah sedemikian pesat, para anak didik ini juga perlu diberikan sesuatu yang dapat membuat mereka tetap dalam koridor ahlak yang baik, dan tidak terjerumus kepada hal-hal yang menyesatkan. Selain itu mereka juga harus bisa survive di dalam persaingan global yang semakin gila ini. Karena itu bekalilah diri Anda sebaik-baiknya karena kita semua tidak tahu perubahan apa yang akan terjadi di kemudian hari. Yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Hal ini bukan hanya buat para guru ataupun calon guru. Tapi juga kepada kita semua. Karena baik disengaja ataupun tidak, pada suatu saat kita juga bisa menjadi guru bagi orang lain, minimal bagi putra-putri kita. Pesan saya, jadilah guru yang lengkap yaitu sebagai Pengajar sekaligus Pendidik.
Ayo cerdaskan bangsa untuk meraih Indonesia sejahtera, bahagia, makmur, dan sentosa!!! Merdeka!!!

Tulisan ini saya dedikasikan kepada kedua Orangtua-ku; H. Abdullah Asnawi dan Hj. Zainab yang telah berpulang ke rahmatullohi. Beliau adalah Guru Sejati yang telah mengajar dan mendidik pribadi ini menjadi tahu dan mengerti bagaimana menjalani hidup di dunia ini.

Jumat, 01 November 2013

Mari ber-Hijab, Fastabiqul Khoirot Menuju Tahun Baru 1435 Hijriyah

Subhaanalloh, kesekian kalinya kami ingin berbagi pencerahan untuk Saudara-saudaraku muslimah dalam rangka menjalankan syariat, menuju hakikat, menggapai ma'rifat.

Memaknai sebuah ikrar diri dengan mengucap dua kalimah Syahadat, dan meyakini sepenuh hati untuk menjalankan segenap syariatnya dengan ikhlas dan mengharap ridlo-NYA. Seiring dengan perkembangan trend busana yang ada, hendaknya Saudara-saudariku mencermati keadaan ini dengan memilih dan memilah busana yang akan dikenakan untuk tetap mengikuti syariat.

Pilihan untuk ber-hijab, HARUS didasari dan disadari dari hati yang sudah benar-benar meyakini Islam adalah agama yang benar-benar melindungi, berbusana sebenarnya adalah untuk +MENUTUP AURAT+ bukannya sekedar berbusana untuk ---membalut aurat---
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)

"Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik." (QS. Al Waqiah : 22-23)

Saat ini banyak cara dan kreatifitas muslimah dalam mempercantik busana yang di pakainya begitu beragam.
Dan saatnya ini pula, di penghujung tahun 1434 Hijriyah mari instropeksi meningkatkan dan memperbaiki rencana menjalani tahun baru 1435 Hijriyah di depan menjadi lebih sempurna. Sesungguhnya kita akan menjadi lebih beruntung dan mulia jikamana hari esok dapat lebih baik dari saat ini.

Semangat Fastabiqul khoirat, man jadda wa jadda.