Menapaki bulan suci Ramadhan, sudah menjadi bagian untuk memberikan pembinaan keimanan dan ketaqwaan, serta kegiatan ibadah 'tholabul ilmi' bagi peserta didik diselenggarakan acara "Pondok Ramadhan".
Seiring dengan perkembangan budaya dan situasi bermasyarakat dalam keberagaman dan pluralisme, terdapat satu materi yang sepatutnya untuk disampaikan kepada peserta didik, yang harapan kedepannya mereka saat menjadi pemegang tampuk pembangunan, akan mampu menempatkan diri mereka pada situasi yang semakin berkembang. Dan, materi kajian itu adalah "MODERASI BERAGAMA"
Gagasan 'moderasi beragama' muncul dari seorang tokoh yang menjadi menteri agama Republik Indonesia, tak hanya kiprahnya sebagai Mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin juga dikenal sebagai penggagas ide moderasi beragama dan telah mencetuskan pendirian rumah moderasi beragama di PTKIN se – Indonesia.
Nah selanjutnya mari bersama kita belajar untuk memahami apa yang tersirat dalam materi 'Moderasi Beragama' yang akan disajikan dalam bentuk pertanyaan dan jawaban.
Untuk yang ingin membuka dalam format presentasi silakan klik file PowerPoint berikut:
Presentasi Moderasi Beragama
Apakah yang dimaksud dengan Moderasi Beragama?
Moderasi beragama adalah cara pandang dalam beragama secara moderat yakni memahami dan
mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan (pemahaman
agama yang sangat kaku) maupun ekstrem kiri (pemahaman agama yang sangat
liberal).
Sementara
prinsip moderasi beragama adalah sikap atau cara pandang perilaku beragama yang moderat,
toleran, menghargai perbedaan, dan selalu mengejawantahkan kemaslahatan bersama,”
Apa itu kegiatan moderasi?
Moderasi beragama merupakan cara pandang,
sikap, dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu bertindak
adil, dan tidak ekstrem dalam beragama.
Bagaimana karakteristik moderasi beragama?
Moderasi beragama dapat ditunjukkan melalui sikap
tawazun (berkeseimbangan), i'tidal (lurus dan tegas), tasamuh (toleransi),
musawah (egaliter), syura (musyawarah), ishlah (reformasi), aulawiyah
(mendahulukan yang prioritas), tathawwur wa ibtikar (dinamis dan inovatif).
Apa pentingnya moderasi beragama?
Jadi, dalam hal ini, pentingnya moderasi beragama adalah
karena ia menjadi cara mengembalikan praktik beragama agar
sesuai dengan esensinya, dan agar agama benar-benar berfungsi
menjaga harkat dan martabat manusia, tidak sebaliknya.
Apa saja nilai nilai moderasi beragama?
Seperti : nilai-nilai Tawassuth (Tengah-tengah),
I'tidal (Tegak Lurus), Tasamuh (Toleran), Syura (Musyawarah), Ishlah
(Perbaikan), Qudwah (Kepeloporan), Muwathanah (Cinta Tanah Air), La 'Unf (Anti
Kekerasan), I'tiraf al-'Urf (Ramah Budaya).
Apa hubungan antara Islam dan moderasi beragama?
Islam juga meletakkan dasar ajaran untuk
mengimplementasikan sikap moderasi beragama, termasuk di dalamnya
menghargai perebedaan agama, menghormati keyakinan dan cara beribadah umat yang
berbeda agama, bersikap toleransi, dan berlaku adil terhadap semua umat beragama.
Bagaimana ciri ciri seseorang yang bersikap moderat?
Sikap moderat ditandai dengan adanya tawadhu'
atau rendah hati. Seorang yang moderat harus mampu menunjukkan
dirinya sebagai makhluk yang merasa kurang pengetahuannya, sehingga ingin tetap
belajar. Dia harus rendah hati ketika berbicara dengan orang lain.
Bagaimana moderasi beragama dalam masyarakat multikultural?
Sikap moderasi beragama yang bisa diterapkan dalam negara multikultural diantaranya
bisa dilakukan melalui menghormati pendapat orang lain; menghargai agama,
suku, ras dan budaya lain; mengakui keberadaan orang lain; sikap toleransi
serta tidak memaksa keinginan dengan cara kekerasan.
Apakah tujuan penerapan moderasi Islam di Indonesia?
Tujuan pembuatan kebijakan
penguatan moderasi beragama pada dasarnya untuk mewujudkan
ketertiban dalam masyarakat beragama, melindungi hak-hak pemeluk agama dalam
menjalankan kebebasan beragama, mewujudkan ketentraman dan kedamaian dalam
kehidupan kegamaan serta untuk mewujudkan kesejahteraan umat beragama.
Mengapa moderasi beragama di sekolah penting?
Karena itu, penanaman dan pengembangan moderasi beragama sangat penting sebagai
cara pandang generasi millenial dalam memahami dan mendalami islam. Sehingga
mengajar itu agama tidak hanya membentuk keshalehan individu,
tapi juga mampu menjadikan paham agamanya sebagai instrument untuk menghargai
umat agama lain.
Apa saja nilai nilai Islam moderat?
Penanaman nilai-nilai Islam moderat adalah upaya penanaman nilai-nilai al-
adl (keadilan), al-tawazun (keseimbangan), dan al-tasamuh (toleransi).
Apa yang menjadi tolak ukur pelaksanaan moderasi beragama?
Tolok ukur moderasi beragama pertama,
kata dia, seberapa kuat kembalinya penganut agama kembali pada
inti pokok ajaran, yaitu nilai kemanusiaan. Melalui kemanusiaan maka
perbedaan agama di tengah masyarakat bukan menjadi persoalan
mengganggu keharmonisan.
Apa yang dimaksud dengan sikap moderat?
Moderat adalah kecenderungan ke arah
dimensi atau jalan tengah. Sikap moderat memiliki ciri-ciri,
yakni sikap terbuka, rendah hati, berpikir rasional, dan dapat
memberi manfaat. Moderat adalah orang yang berkecenderungan ke
arah dimensi atau jalan tengah.
Bagaimana penerapan moderasi dalam lingkungan masyarakat jelaskan?
2. Tidak memaksakan orang lain menganut agama kita,
3. Selalu rukun walaupun berbeda agama,
4. Saling Peduli dan tolong-menolong walaupun berbeda agama.
Beberapa Prinsip yang harus dibangun dalam diri ummat untuk dapat mengantarkan sikap moderasi beragama sebagai pengejawantahan 'Islam' sebagai agama yang rahmatan lil alamin memiliki ciri ciri
moderasi beragama yang harus tertanan dalam jiwa diantaranya :
1. Wasathiyah (mengambil jalan tengah)
Yaitu pandangan
yang mengambil jalan pertengahan dengan tidak berlebih lebihan dalam beragama
dan tidak mengurangi ajaran agama, jalan tengah ini dapat berarti pemahaman
yang memadukan antara teks ajaran agama dan konteks kondisi masyarakat.
2. Tawazun ( Seimbang )
Tahawzun merupakan
pandangan keseimbangan tidak keluar dari dari garis yang telah di tetapkan.
Jika di telusuri istilah tawazun berakar dari kata mizan yang berarti
timbangan. Tapi dalam pemahaman konteks moderasi mizan bukan diartikan sebagai
alat atau benda yang di gunakan untuk menimbang melainkan keadilan dalaam semua
aspek kehidupan baik terkait dengan dunia ataupun terkait dengan kehidupan yang
kekal kelak di akhirat.
3. I’tidal (lurus dan tegas)
Istilah I’tidal
berasal dari kata bahasa arab yaitu adil yang
berarti sama, dalam kamus besar bahasa Indonesia adil berarti tidak berat sebelah , tidak sewenang wenang.
I’tidal merupakan pandangan yang menempatkan
sesuatu pada tempatnya , membagi sesui dengan porsinya, melaksankaan hak dan
memenuhi kewajiban.
4. Tasamuh (Toleransi)
Tasamuh jika
ditinjau dari bahasa arab berasal dari kata samhun yang berarti memudahkan.
Sedangkan menmurut Kamus Besar Bahasa Indonesia toleransi berarti : bersifat
menghargai, membiarkan, membolehkan, sesuatu berbeda ataupun berlawanan dengan
pendirian sendiri.
5. Musawah (persamaan)
Musawah berarti persamaan derajat,
islam tidak pernah membeda bedakan manusia dari segi personalnya semua manusia
memiliki derajat yang sama diantara manusia lainya tidak pandang jenis kelamin,
ras, suku, tradisi, budaya, pangkat karena semuanya telah ditentukan oleh sang
pencipta manusia tidak dapat hak untuk merubah ketetapan yang telah di
tetapkan. Firman Allah SWT dalam Surat Al Hujurat ayat 13 sebagi artinya berikut
:
“Hai
manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS Al Hujurat : 13)
6. Syuro ( Musyawarah)
Istilah Syuro
berakar dari kata Syawara –
Yusawiru yang memiliki arti memberikan
penjelasa, menyatakan atau mengambil sesuatu. Bentuk lain dari kata syawara
ialah tasyawara yang berarti perundingan, saling berdialog bertukar ide;
sedangkan syawir memiliki pengertian mengajukan pendapat atau bertukar fikiran.8
Jadi musyawarah merupakan jalan atau cara untuk menyelesaikan setiap masalah
dengan jalan duduk bersama berdialog dan berdiskusi satu sama laian untuk
mencapai mufakat dengan prinsip kebaikan bersama di atas segalanya.
7. Ishlah (Reformasi)
Islah berakar dari
kosa kata bahasa arab yang berarti memperbaiki atau mendamaikan. Dalam konsep
moderasi, islah memberikan kondisi yang lebih baik untuk merespon perubahan dan
kemajuan zaman atas dasar kepentingan umum dengan berpegang pada prinsip
memelihara nilai nilai tradisi lama yang baik dan menerapkan nilai nilai
tradisi baru yang lebih baik demi kemaslahatan bersama.
8. Awlawiyah(Mendahulukan Perioritas)
al-awlawiyyah
adalah bentuk jamak dari kata al-aulaa, yang berarti penting atau perioritas.
Awlawiyah juga dapat diartikan sebagai mengutamakan kepentingan yang lebih prioritas.
9. Tathawur Wa Ibtikar (dinamis Dan
Inovatif)
Tathawwur wa
Ibtikar merupakan sifat dinamis dan inovatif yang memiliki pengertian bergerak
dan pembaharu, selalu membuka diri untuk bergerak aktif partisipasi untuk
melakukan pembahrauan sesuai dengan perkembangan zaman untuk kemajuan dan
kemaslahatan umat.
10. Tahadhdhur (Berkeadaban)
Menjunjung tinggi
moralitas, kepribadian, budi luhur, identitas dan integrasi sebagi khoiruu mmah
dalam kehidupan dan peradaban manusia. Berkeadaban meiliki banyak konsep salah
satunya adalah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan cikal bakal sebuah
peradaban semakin tinggi ilmu yang di miliki seseorang maka akan semaking luas
memandang , luasnya pandangan menjadikannya melihat segala sudut arah sehingga
akan menjadi pribadi yang bijaksana, kebijaksanaan /hikmah tercermin dalam
tingkahlaku berupa adab atau moralitas yang tinggi dan mulia.
SIMPULAN
Indonesia sebagai
negara bangsa memiliki banyak ragam perbedaan mulai dari suku, adat, budaya
tradisi, agama dan kekayaan berbaur bersatu dalam satu falsafah hidup bersama
dalam ideology pancasila. Persatuan dan kesatuan yang sudah terjalin erat berabad abad haruslah
tetap dijaga dan di rawat janganlah tercerai berai.
Moderasi merupan
faham yang mengambil jalan tengah tidak terlalu kekanan pada faham radikal dan
tidak terlalu ke kiri pada faham liberal. Ada beberapa prinsip yang menjadi
ciri moderasi beragama diantaranya 1) Tawassuth (mengambil jalan tengah) , 2) Tawazun (berkeseimbangan)
, 3) I’tidal (lurus dan tegas)
, 4) Tasamuh (toleransi) , 5) Musawah (persamaan) , 6) Syura (musyawarah) , 7)
Ishlah (reformasi) , 8) Aulawiyah (mendahulukan yang peroritas) , 9) Tathawur
wa ibtikar (dinamis dan inovatif) , 10) Tahadhdhur (berkeadaban).