Labbaik Allohumma Labbaik

Labbaik Allohumma Labbaik
Ziarah ke Baitullah

Senin, 12 Februari 2024

Memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW


Setiap muslim tentunya akan mengenal sebuah peristiwa penting yang Maha dahsyat atas diri Rasulullah Muhammad Sholallohu Alaihi sholatu Wassalaam. Peristiwa yang akan menguatkan Iman dan Islam sebagai dasar pada diri setiap muslim.

Mengutip pada surat ke-17 dari Al Qur'an yakni surat Al-Isra | ayat 1, difirmankan sebagai berikut;

"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Peristiwa Isra Mi'raj adalah perjalanan spiritual Baginda Nabi Muhammad SAW yang berlangsung dalam waktu satu malam. Isra, yakni perjalanan secara horizontal yang sangat dramatik dan fantastik dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsha di Kota Yerusalem, Palestina. Masjidil Aqsha atau Baitul Maqdis yang dulu pernah menjadi kiblat ummat Islam sebelum akhirnya pindah ke Ka'bah di Masjidil Haram, Mekah.

Dilanjutkan dengan Mi'raj yang merupakan perjalanan vertikal Nabi Muhammad SAW menembus lapisan-lapisan spiritual yang sangat amat jauh menuju Sidratul Muntaha yang berada di lapisan ke-tujuh [Arsy] dan bertemu dengan para Nabi terdahulu pada setiap lapisan yang dilewati, untuk menerima perintah melaksanakan SHOLAT. Perjalanan suci tersebut bukanlah kehendak dan keinginan Rasulullah, tetapi kehendak dan keinginan Allah SWT.

Sekalipun peristiwa Isra Mi'raj Baginda Nabi Muhammad SAW berlangsung dalam waktu semalam, namun, ... tidak akan cukup dalam waktu sehari-semalam untuk mengupas cerita yang terjadi di dalamnya.

Jika ditelisik dari peristiwa tersebut, moment khusus untuk berkhalwat; menarik diri dari keramaian dan menyepi untuk mendekatkan diri "taqarrub" dengan maksud menjernihkan hati, membeningkan pikiran, dan juga menyucikan jiwa lebih afdhol dilakukan pada waktu malam. Waktu tersebut dapat di isyarahkan bahwa 3/5 dari pelaksanaan ibadah sholat, yakni Maghrib, Isya' dan Subuh dilaksanakan pada waktu malam, yang diikuti dengan sholat-sholat sunah lainnya kebanyakan juga ada di waktu malam.

Di malam hari memang menampilkan kegelapan. Tapi, bukankah kegelapan malam itu menjanjikan sebuah keheningan, kesenduan, kepasrahan, kesyahduan, kerinduan, kepasrahan, ketenangan, dan kekhusyukan? Suasana batin seperti ini amat sulit diwujudkan jika di siang hari.

Keutamaan di malam hari, juga banyak membuat anak manusia menjadi lebih sadar (insyaf) dari perbuatan masa lalu yang kelam dan hitam. Malam hari banyak menumpahkan air mata tobat para hamba yang menyadari akan kesalahannya. Malam hari paling tepat untuk dijadikan momentum menentukan cita-cita luhur.

Pokok dari hikmah memperingati peristiwa Isra Mi'raj Rasululloh Baginda Nabi Muhammad SAW diantaranya adalah;

Pertama, menegakkan ibadah Sholat dengan tertib dan berjama'ah untuk menuju kesempurnaan dan keberkahan hidup. Sebahagian dari menjaga silaturahmi dan ukhuwah.

Kedua, Birrul walidain. Alloh meletakkan hak orangtua orangtua (untuk dibhaktikan) setelah hak Alloh (untuk diibadahi), pada Al-Qur'an surah An-Nisa : 36 dan Al-Isra : 23. Sebagaimana dititahkan dalam hadist nabi berikut; 

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ
RIDHOOLLAHI FII RIDHOOLWAALIDAIN
WA SAKHOTHULLAHI FII SAKHOTHILWALIDAIN
Ridha Allah ada pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan kedua orang tua” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

Maka Birrul walidain bagian menjadi untuk mendidik adab atau etika seorang muslim berbhakti kepada orangtua. Sebagaimana pada pesan hadist; keridhoan Alloh tergantung pada keridhoan Orangtua, pula kemurkaan Alloh bergantung pada kemurkaan Orangtua. Hingga orang Jawa memberikan petuah "Wong tuo kuwi pangeran katon". Bahwa do'a orangtua bagi anaknya itu sangatlah mustajabah, tanpa penghalang sama sekali. Sekalipun keberadaan diantara orangtua dan anak saling berjauhan jarak.

Sebanyak ibrah yang mungkin didapatkan, bahwa kesuksesan setiap anak tidak terlepas dari campur tangan orangtua yang senantiasa berdo'a di waktu siang maupun tengah malam. Jangan sampai kemustajabahan do'a orangtua akan menjadi bumerang, bahkan menjadi adzab dan laknat bagi anak, karena ada kedurhakaan. Nau'udzubillah, ...

Ketiga; Jihad fisabilillah. Jihad ialah usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kebaikan manusia secara keseluruhan. Sementara sabilillah ialah segala sesuatu yang bertujuan untuk kepentingan agama Alloh.

Jihad fi sabilillah atau berjuang di jalan Alloh, mengandung makna yang amat luas menyangkut segala macam aktivitas yang terpuji. Dalam Al-Qur'an terkandung 3 [tiga] jenis jihad, diantaranya; jihad terhadap musuh yang nyata, jihad terhadap iblis, dan jihad terhadap hawa nafsu.

Namun sebagai implementasi, bahwa seorang siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh sudah merupakan wujud dari jihad, termasuk guru yang mengajarkan ilmu dan mendidik kepribadian serta akhlaq yang baik. Para orangtua yang bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga pun juga merupakan bentuk jihad. Jihad tidak harus berarti berlaga di medan peperangan.

Demikian hikmah yang setidaknya dapat dipetik dalam memperingati peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad Sholallohu alaihi sholatu Wasalaam, semoga dapat diamalkan dengan istiqomah dan tuma'ninah. Menjadi bagian dari dakwah fi sabilillah, untuk mengantarkan kesempurnaan yang datang dari Alloh Subhaanahu Wa Ta'ala. Allohumma sholi ala sayyidina Muhammad, ...